Testimoni by Iznillah (Gampong Reudeup Meulayu)

KISAH KKN 2014 PERIODE VII DI REUDEUP MEULAYU KEC.BANDAR DUA, KAB.PIDIE JAYA

 Hari ini kutuliskan semangat baruku dilembaran yang baru ini… Dengan harapan kalian membaca tulisan sederhana ini yang berisi kisah mengharukan, menyenangkan dan menyedihkan di KKN Periode VII tepatnya yang dirasa salah seorang dari kelompok 115 gampong Reudeup Meulayu…. Kisah ini dimulai diawal Agustus yang lalu yang masih sangat kental memenuhi memori ingatan sampai sekarang ini…

Kisah ini bermula dari kegalauan seorang mahasiswi..J yaaa,,, tentunya itu akuuu,, sang penulis kisah ini J.. Kegalauan yang begitu berat memenuhi hati dan pikiran penulis di tanggal 2 agustus 2014. Kegalauan hadir karena mengingat 2 hari lagi KKN akan dilaksanakan … begitu banyak doa yang dikomat kamitkan kepada Allah SWT ,,, berharap Allah punya rencana untuk menggagalkan rencana KKN ini,,, ini memang harapan konyol seorang mahasiswi… Namun Allah SWT punya rencana,,, KKN pun tetap diadakan pada jadwal yang sama yakni tanggal 4 Agustus 2014…

 4 Agustus 2014….

Dengan Bismillah kulangkahkan kaki keluar dari kos-kosan,, dengan harapan, langkah ini bisa menuntun arah kaki menuju Pidie Jaya (lokasi KKN) yang nantinya akan menjadi rumah baru bagi kami selama sebulan kedepan…

 INOVA yang berisi 3 perempuan dan 3 orang laki-laki ditambah timbunan koper yang memenuhi bagasi belakang, dengan cekatan melaju menuju arah Pidie Jaya.. Tepatnya 3 orang perempuan dan 2 lelaki itu anggota kelompok 115 sedangkan 1 lelaki lagi merupakan sopir yang senantiasa mengiring mobil menuju ke tujuan yang ingin dicapai….

 Pendopo Pidie Jaya, pukul 14.00 .. (4 Agustus 2014)

Yaaa,,, ini tempat diadakannya Pelepasan KKN… walaupun sempat terasa jengkel bagi kami kelompok 115,,, berhubung informasi yang disampaikan oleh Bapel yang kurang jelas pada saat itu,,, informasi awal dikatakan Pelepasan diadakan di Kantor Bupati,, eehhh pada akhirnya ternyata diganti ke Pendopo… Hal ini membuat kami berputar-putar mencari lokasi… yaaahhhh,, pertualagan pun dimulai di Kota PIdie Jaya he he…

Teriknya matahari tidak menghentikan pidato sang Bapak Bapel di tengah kerumunan kursi yang berbaris di bawah tenda merah putih,,, walaupun sebenarnya kelompok kami tidak kebagian kursi dan bahkan tenda pun tidak kecipratannn he he,,, Yaa,, masih sangat pamiliar ingatan itu hinggap dipikiran penulis… Tentu jika ditanya perasaan saat itu,,, kami pun tidak dapat menafsirkannya,,, rasa yang bercampur aduk dihati tidak dapat digambarkan saat itu,,, namun tetap,, Siap tidak siap kami pun akan langsung diterjunkan ke gampong KKN masing-masing…

Penutupan doa di akhir pelepasan mengantarkan kami pada pertemuan dengan pak Geuchik gampong Reudeup Meulayu,,, dengan bahasa aceh yang masih terbata-bata… saya pun selaku mahasiswi dan keenam rekan saya yang ditempatkan di Reudeup Meulayu dengan ramah menyapa pak geuchik,, dengan harapan ini langkah awal yang baik untuk dapat akrab dengan pak Geuchik… namun tetap dengan niat yang positif J

Sesuai petunjuk dari Pak Geuchik,,, kami diarahkan menuju gampoeng Reudeup Meulayu,,, akhirnya kami pun sampai digampong yang damai ini,,, kenapa tidak,,, disepanjang jalan kami mulai disambut dengan ayunan pohon kelapa, riangnya burung serta hijaunya sawah yang seolah dengan riangnya menyambut kedatangan kami… Perasaan mulai membaik pada saat itu,,, Rasa senang mulai menuju 50% dalam diri… Belum lagi ditambah dengan sambutan keluarga geuchik yang sangat welcome terhadap kehadiran kami,, membuat kami mulai tenang dan percaya diri sebagai mahasiswa KKN. 

Hari-hari di gampong Reudeup Meulayu…

Tentunya rasa cangung masih melanda di awal KKN,,, lantaran belum terbiasa dengan suasana di gampong ini,, walaupun masih canggung,, namun kue lebaran yang dihidangkan oleh Bu Geuchik tanpa malu-malu tersantap masuk ke dalam saluran pencernaan dengan sempurna he he J terbukti terlihat toples yang semakin ringan pabila diangkat pada saat itu. J entah ini rasa lapar karena jauhnya perjalanan atau karena kue yang dihidangkan menggugah selera,,, he he J

Malam hari yang indah mengumpulkan kami pada suatu pertemuan dengan warga di Meunasah Nurul Iman di gampong Reudeup Meulayu dalam rangka silaturahmi mahasiswa KKN. Jelas jika ditanya perasaan,, rasanya organ jantung berdetak tidak seperti biasanya,,, kenapa tidak, dihadapan berpuluh-puluh mata warga tertuju pada kami pada saat kami memperkenalkan diri satu persatu di depan. Namun Alhamdulillah perkenalan pun berjalan lancar sampai adanya kata sambutan Pak Imam (Tgk.Salman) sekaligus menutup acara silaturahmi pada malam ini. Sapaan yang hangat dari warga terlihat malam ini, membuat kami semakin semangat menjalankan program kami nantinya.

 Pagi yang cerah membangunkan kami dari selimut tipis yang hinggap ditubuh… Suara adzan yang mengemma mengetuk hati membuat langkah terarah pada tempat wudhu,,, kadang kala tidak terbangun dengan suara adzan,,, kami pun saling membangunkan satu sama lain antar rekan KKN… inilah kegiatan rutin diwaktu subuh yang mengiringi perjalanan KKN sebulan ini…. Memang subuh yang indah di Reudeup Meulayu,, Sholat subuh berjama’ah di meunasah, jalan santai pagi bersama rekan dan keluarga pak Geuchik, bahkan yang paling menarik diwaktu subuh yang sejuk ini,,, mulai terjalan rutin kegiatan mencuci pakaian di sungai walau terjalan 3 hari sekalii… Subhanalllah betul-betul kami dilatih kedisiplinan di kampung ini….

KOH KOH NALIEUNG…. KOH KOH NALIEUNG…

Teriakan itu kerap kali terdengar saat kami melewati persawahan yang banyak dijadikan anak-anak sebagai tempat bermain… J Awalnya tidak megerti dengan maksud dari anak-anak,,,teman-teman tertawa, namun saya masih dalam kebingungan saya, berhubung minimnya bahasa Aceh yang saya ketahui,,, sampai akhirnya saya pun tau artinya potong-potong rumput he he lucu juga ternyata… namun kami pun mulai terbiasa dengan panggilan itu.. J

Mulai menjalankan Program…

Tentunya Jadwal telah diatur dalam matriks kerja,,, setiap harinya sebelum menjalankan program, kami melakukan rapat internal terlebih dahulu bersama kelompok… disini nie saat yang paling seru,, berkumpul dengan kelompok seakan berkumpul dengan keluarga sendiri… Rapat kadang hanya berisi candaan dan rebutan makan kue saja,,, tanpa ada kesimpulan yang jelas ha ha… namun itu yang paling indah yang selalu teringat dalan memori.. J

Tepat,, jadwal kegiatan yang lebih dulu dijalankan adalah Program saya,,, Apotik Hidup… tentunya rasa canggung masih terlihat,, namun Never Mind,, dengan kepercayaan diri yang ada, saya pun menjalankan program ini dengan semangat… Warga juga sangat mendukung program ini ditambah adanya uluran tangan sang rekan KKN yang membantu program ini,,, hal ini tentunya menambah kepercayaan diri dan semangat saya untuk menyelesaikan program ini,,, Thanks For all My friends..

Satu persatu Program pun mulai terjalankan,, baik yang mandiri maupun kegiatan kelompok… hati mulai menyatu dengan suasana gampung Reudeup meulayu,,, seakan bertolak belakang dengan doa yang pernah saya komat kamitnya sebelum KKN lalu… he he J kebiasaan warga mulai melekat pada diri… Adik-adik yang selalu mengekor kemana pun kami pergi membuat kami semakin betah berada di Gampung ini,,, Rindu rasanya dengan senyuman adik-adik Reudeup meulayu.. “I miss Your”… L

 Refressing with Geuchik Famili’s…

Minggu 24 Agustus 2014.. PASI,, Jangka Buya

Pagi yang sejuk membangunkan kami dari mimpi yang jika diceritakan bisa 24 SKS he he… Ba”da sholat subuh kami sekelompok di ajak Pak Geuchik berkunjung ke PASI,, tanpa menolak,, semuanya menjawab… MAUuuu PAK,, he he J Satu hal yang unik dari kami,, tidak akan menolak ajakan makan dan akan bilang MAU kalau diajak refresing… ha ha :-D

PASI… Subhanallah indahnya,,, matahari terbit,, seakan menampakkan betapa Keangungan Allah SWT… Para nelayan yang semangat mencari nafkah,, yang mengangkat tong-tong besar berisi ikan-ikan yang segar menyambut pagi dengan riangnya… Jangan bertanya tentang perasaan… Saya tak tahu harus berkata apa lagi… Kutipan surat Ar-Rahman “Nikmat Ku yang manakah yang kau dustakan”,,, Tepat,,, nikmat yang tak terbilang lagi pada saat itu…

Hanya dengan teh hangat di warung dan 2 tusuk bakso bakar seakan membuat kami tidak ingin berpaling dari tempat ini… Berenang dilautnya menghilangkan kelelahan,,, namun yang unik adalah hal yang satu ini… Bisa tenggelam di tempat yang dangkal ha ha ha,,, Ya Allah,, Kox bisa gitu kawan???… salah satu rekan kami (Nurlela) yang tidak bisa berenang tiba-tiba tenggelam di tempat yang Dangkal… Entah apa yang ia dipikirkan,, hal ini menjadi cerita yang tak habis-habis kami review di rumah bu Geuchik… he heJ Tetap semangat Kawan JJJ

 Batee Iliek… Sabtu 30 Agustus 2014

Tepat pukul 17.00 sore,,, lagi-lagi tidak ada kata penolakan dari kami kelompok 115 saat diajak Pak Geuchik menuju ke Batee Iliek… mangga, bengkuang, jambu, papaya, mentimun, semangka yang dibubuhi bumbu kacang yang begitu pedasnya menyatu dalam sebuah piring rujak…duduk di atas batu-batu yang dialiri air sungai yang luas,,, sejenak menyelupkan kaki ke dalamnya… Mantap-matanp-mantap… Indahnya perjalanan keluarga baru ini,,, J Hari ini kami begitu senang namun mengingat tinggal beberapa hari lagi disini membuat hati seakan teriris… Percaya atau tidak,,, kami ingin hari KKN ditambah lagi setidaknya seminggu lagi…. L Rasanay ingin katakan Pak Bapel Jangan dulu jemput kami L kami masih ingin disini… L yaaa…. lagi-lagi harapan konyol menghampiri…

Detik-detik Terakhir di Reudeup Meulayu…

Kebersamaan mulai terasa erat dengan keluarga Pak Geuchik, anak-anak gampung dan warga Reudeup Meulayu,,,, Sapaan setiap melewati lorong selalu menghampiri mahasiswa KKN… Semakin hari semakin erat saja silaturahmi yang terjalan,,, Sebulan terasa sehari,,, entah karena begitu senangnya hati berada di tempat ini..

Tepat sehari lagi kami harus meninggalkan kampung Reudeup Meulayu,, Mata mulai berbinar saat kenangan menyapa, hati mulai resah saat mengingat meninggalkan kedamaian ini… Gampung yang damai, hawa pagi yang sejuk, suara aliran sungai yang menghanyutkan dedauanan, tawa anak-anak kecil yang riang, semangat para rekan yang selalu merangkul dalam keadaan apapun,,, semua mulai menjadi bayangan keresahan yang membuat luka dihati.

Malam Perpisahan bersama warga Gampong Reudeup Meulayu

Mie yang menggugah selera telah dibungkus rapi dalam tempat makan plastik, jelly yang telah dibuat berwarna warni dengan potongan persegi telah terhiasi dalam piring-piring kecil yang hendak dihidangkan untuk acara perpisahan malam ini…

Anak-anak kecil ramai berdatangan menuju rumah Pak Geuchik,,, Dengan semngat berteriak Meng-absen kami… Kx Izni, Kx Fina, Kx Lela, Bg Dhani, Bg Tomi, Bg Hamdan, Bg Ubik… lengkapppp sudah nama kami dalam irama serentak yang mereka lantunkannn J

Acara perpisahan belum dimulai tapi rasanya kami ingin katakan acara ini dibatalkannn…. Yaaa,,, hanya sebuah harapan…

 Tangan yang ditarik-tarik, jilbab yang sudah tidak pada posisi kerapiannya dan Almamater yang seakan hendak robek… Tidak menghentikan anak-anak kecil ini… Mereka berteriak,,, Kakak-kakak, abang-abang.. Bek Jak Wo behh… Bek Jak Wo behh.. kata-kata itu berkali-kali mereka katakan… L Rasa terharu, sedih, bangga,,, tidak bisa digambarkan lagi pada saat itu… Yang jelas malam ini lengkaplah goresan di hati para Anak KKN…

 Belum lagi Saat berjabat tangan dengan Pak Geuchik, Ibu Geuchik dan yang lainnya… Rasanya hati tidak karuan lagi… Bingkisan indah hadiah dari warga Gampong bergetar dalam genggaman,,, Ya Allah,,, Rasanya tak mampu meninggalkan keluarga besar Reudeup Meulayu L

 Keberangkatan Kembali Ke Banda Aceh…

Pagi yang cerah mulai menyapa,,, namun tidak secerah hati ketujuh mahasiswa KKN,,, termasuk aku… kebiasaan jalan santai di pagi hari, harus terhenti,, berhubung hari ini kami harus kembali ke Banda Aceh…

Pagi-pagi sekali saya dan rekan KKN sibuk memeriksa kembali apa yang belum terpacking ke dalam koper.. walaupun langkah kaki berat untuk digerakkan,,, namun harus berkata apa,,, saat itu aku pun mulai mengutuk Bapel… Pak Bapel kenapa KKN hanya sebulannn??????? Kenapa keluarga yang sedang menyatu dalam kebersamaan harus usai… Entahkah itu pertanyaan atau pernyataan aku pun terus terpikirkan hal itu…

Air mata Bu Geuchik menambah beratnya langkah… Ya Allah,, mengapa berat sekali meninggalkan Gampong ini?? Rasanya Hati begitu terisris,,, L

L300 telah senantiasa menunggu kami… Walau sedih,, namun sedikit bangga terbersit dalam hati… teringat Kata Pak Mustanir,, “Jadikan Warga tersenyum saat Kalian datang, dan buat warga menangis saat kalian meninggalkan kampung KKN”… Yaaa,,, berarti bisa dikatakan kami sukses KKN di tempat ini… J

Namun tetap saja… bukan hanya berpisah dengan Keluarga Geuchik, warga gampong, dan anak-anak Reudeup Meulayu yang membuat hati begitu sedih,, Belum lagi harus berpisah dengan kawan-kawan KKN,,, Tak sanggup rasanya… Mengingat ketua (Ubik) yang terkadang membuat jengkel, Dhani yang kadang-kadang Cool dan susah ditebak, Tomi yang suka bercanda dan heboh, Hamdan yang suka menyendiri dan sangat kental berbahasa Aceh, Fina yang cerewet dan suka pecahin piring (1 piring saja he he), dan lela yang lembut… Walaupun dengan karakter yang begitu berbeda,, namun itu yang membuat suasana sangat hidup di KKN Reudeup Meulayu… jangan pernah takut karena perbedaan bahasa, suku, dan gaya hidup.. itu yang kudapat J KKN lah yang membuat kita lebih dewasa menyikapi semua…

Ini suatu pengalaman berharga bagi saya… Pengalaman yang tidak pernah terlupakan dan akan selalu di ingat dalam memori… Terima Kasih pak Bapel telah menerjunkan kami kesini,,, Suatu kebahagiaan bisa dikumpulkann di Reudeup Meulayu… Love For Reudeup Meulayu, Semoga kita bertemu kembali… JJJ

Wassalam,,,

Testimoni by Iznillah